DINAMIKA KEBIJAKAN ENERGI MINYAK BUMI AMERIKA SERIKAT DI TIMUR TENGAH PADA MASA BUSH HINGGA OBAMA (2001-2016)
Keywords:
Timur Tengah, Amerika Serikat, minyak bumi, Perang Teluk, energi, peak oilAbstract
Timur Tengah telah lama menjadi pusat dari pusaran konflik. Salah satunya adalah yang diakibatkan oleh perebutan sumber daya energi seperti minyak bumi. Di dalamnya, terdapat kepentingan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia yang masing-masing memiliki cadangan minyak dalam sumur-sumur minyak. Ada fenomena yang kemudian dikenal sebagai peak oil, yang mana ketika harga minyak melambung tinggi akibat kelangkaan, bagaimanapun alasannya negara-negara yang terkait akan berperang dan konflik akan segera timbul. Hal ini berlaku dalam Timur Tengah yang selalu bergejolak atas berbagai kepentingan negara luar dalam aspek keamanan energinya. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Franklin D. Roosevelt pada salah seorang duta besar Inggris: “Persian oil … is yours. We share the oil of Iraq and Kuwait. As for Saudi Arabian oil, it's ours”. Ini menandakan bahwa AS tidak akan lepas tangan dari Timur Tengah begitu saja, di teluk Persia disiagakanlah Armada ke-5 Angkatan Laut AS untuk mengamankan sumber-sumber minyak dan gas yang dikuasai AS sebagai pemenuhan kebutuhan energi fosil yang akan terus meningkat dari masa ke masa. Sampai saat ini geopolitik kawasan Timur Tengah tidak dapat jauh dari pengaruh minyak bumi terhadap konstelasi hubungan antarnegara Timur Tengah dengan superpower dunia. AS sebagai hegemoni yang telah lama menguasai kawasan memiliki beragam strategi untuk mempertahankan sumber-sumbernya agar tidak jatuh di tangan kekuatan lainnya. Yang terjadi saat ini adalah AS mempertahankan sumber-sumbernya dari tangan ISIS, yang dipandang sebagai ancaman besar atas yang dimiliki di Irak dan Suriah. Ancaman yang tampak nyata sehingga AS harus turun tangan untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan aktor semistate.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Mei Rinta Sukma Firdaus, Afrizal, Hadianto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.